Para pembaca yang
pemula mungkin akan merasa asing dengan istilah "Bulk Carrier",
apabila kita artikan secara harfiah berarti "Pembawa Curah". Jadi
dalam dunia maritim istilah Bulk Carrier tersebut diartikan "Kapal Pembawa
Muatan Secara Curah"
Pada bagian ini,
penulis akan membagi pengetahuan bagaimana cara mengetahui berapa jumlah muatan
yang telah masuk termuat/ keluar terbongkar diatas kapal.Beberapa hal yang
perlu anda baca dan ketahui ulasan berikut untuk bekal dalam perhitungan muatan
kapal.
A. Teori Dasar
Archimedes
Sebelumnya akan
mengulas hukum Archimedes yang telah diterapkan dalam penentuan besar nilai
muatan yang telah berada diatas kapal. Mungkin para pembaca masih ingat akan
bunyi hukum Archimedes yang berbunyi sebagai berikut;
"Benda yang dibenamkan dalam bidang
air, maka benda yang bagian terbenam sebanding dengan berat/ volume air yang
dipindahkan".
Dari penerapan hukum
tersebut maka diatas kapal didapatkan besar nilai muatan dikapal dengan cara
yaitu :
Penentuan Muatan diatas kapal dengan mengambil nilai perubahan atau
perbedaan berat/ volume benaman kapal saat akhir (Final Displacement) dikurangi
dengan berat/ volume benaman kapal saat awal (Initial Displacement).
[Muatan diatas Kapal =
Final Displacement - Initial Displacement]
B. Tahap Pelaksanaan Draught Survey
Berdasarkan teori
Dasar Archimedes serta keterangan gambar maka kita dapatkan adanya perbedaan volume antara volume benaman akhir
(Final) dengan volume benaman awal (Initial). Dari perbedaan tersebut diketahui
bobot muatan yang berada diatas kapal. Setelah kita pahami teori hukum archimedes,
mari kita memulai mengupas masalah bagaimana Draught Survey dimulai. Urutan
pelaksanaan Draught Survey yaitu;
1. DRAFT READING
Pembacaan Draft Kapal
dari ke-enam titik draft kapal untuk referensi berat/ displacement kapal.
Lokasi ke-enam draft kapal tersebut yaitu seperti contoh gambar berikut ini.
2. MEASURING
Pengukuran Tanki
Ballast, Tanki Fresh Water, Tanki Fuel, Tanki Diesel Oil,
Tanki Lub Oil, Ukur
Nilai Density Perairan, Ukur Nilai Density Cairan dalam tanki-tanki diatas
kapal dsb.
3. DATA CHECK
AND CALCULATION
Pengecheckan Data
Kapal, Data Koreksi Draft, Perhitungan Ballast, Perhitungan Fuel Oil,
Perhitungan Diesel Oil, Perhitungan Lub Oil, Perhitungan Muatan.
Dari pelaksanaan
ketiga urutan diatas maka dapat diketahui nilai volume/ berat benaman kapal.
B. 1. Tahap Draft Reading
Pengenalan Draft Kapal
Mengenai Draft
Reading (Pembacaan Draft) mungkin bagi pemula/ tingkat pelajar masih bingung
mengenai sehingga muncul pertanyaan Apa itu Draft, Seperti apa Draft Kapal dan bagaimana
pembacaan Draft Kapal?
Memang seperti apa
Draft Kapal, kami rasa pemula akan cepat memahami jenis Marking Draft Kapal,
tetapi bagi pemula terkadang agak sulit khususnya pada pembacaan draft kapal,
apa lagi kondisi laut yang berombak atau swell sehingga butuh waktu lama dalam
pembacaan draft kapal.
Untuk menjawab rasa
penasaran anda bagi pemula;
·
Apa itu Draft Kapal? "DRAFT bisa diartikan yaitu besar nilai
ukur tenggelamnya kapal didalam bidang air, diukur dari Dasar Lunas Kapal
hingga ke Permukaan bidang air dimana kapal tersebut berada".
·
Seperti apa Draft Kapal, selama ini draft kapal yang tergambar
pada lambung kapal menggunakan dua versi unit ukuran draft, yaitu UNIT METER
dan UNIT FEET INCH. Adapun contoh mark draft kapal yang menggunakan kedua unit
tersebut dibawah ini.
LIHAT GAMBAR DI BAWAH DENGAN DRAFT SATU METER
Note:
- Pada (Gambar 1.2), Apa bila kita baca adalah sekitar 6M 32Cm /
6M 34Cm.
- Pada (Gambar 1.3), Merupakan keterangan ukuran baku, ukuran
semuanya kelipatan 10Cm.
- Pada (Gambar 1.4), Apa bila kita baca adalah sekitar 10M 02Cm/
10M 03Cm.
CONTOH GAMBAR DI BAWAH DENGAN DRAFT SATU FEET INCH (Imperial Sistem )
Note :
- Pada (Gambar 2.2), Apa bila kita baca
adalah sekitar 19Ft 03Inch/ 19Ft 04Inch. Setelah itu kita koversikan ke dalam
satuan Meter untuk penabelan hitung Displacement.(Tergantung dari Tabel Hitung
apakah menggunakan satuan Meter atau Imperial)
- Pada (Gambar 2.3), (Gambar 2.4a) dan (Gambar 2.4b), Merupakan
standar dasar ukuran jarak antar angka untuk acuan dasar pembacaan draft.
Untuk akhir-akhir ini banyak kapal menggunakan satuan meter, karena lebih mudah dalam pembacaan dan konversinya. Sehingga jarang kita temui kapal dengan ukuran satuan imperial.
Untuk akhir-akhir ini banyak kapal menggunakan satuan meter, karena lebih mudah dalam pembacaan dan konversinya. Sehingga jarang kita temui kapal dengan ukuran satuan imperial.
Trik Pembacaan Draft
Pembacaan Draft kapal
terkadang membuat kita kerepotan apabila kapal berada di laut terbuka (open
Waters) dengan alun laut/ ombak laut yang begitu besar/sedang serta ritme alun
tersebut begitu cepat. Dari kondisi itulah terkadang bagi pemula bahkan yang
sudah berpengalaman akan kerepotan dalam menentukan berapa draft kapal. Apabila
anda sering menghadapi masalah seperti itu, maka anda akan lebih mudah dalam
pembacaan jika anda punya trik/ cara pembacaan draft kapal.
Maka itu penulis akan
membagi trik berdasarkan pengalaman serta good seamanship/ kebiasaan pelaut
yang baik.
Adapun trik pembacaan
sebagai berikut;
Ø Average
Reading/ Ambil Rata-rata Alun.
Dengan mengambil
nilai rata-rata pembacaan alun tertinggi dan alun terendah, kita catat
pembacaan tersebut setelah itu kita bagi dengan frekuensi pembacaan.
Ø Reading on
Slack Condition/ Pembacaan saat Alun Tenang.
Pembacaan dengan cara ini, kita harus benar-benar tungggu
kesempatan alun slack/ alun tenang disaat kondisi alun yang begitu cepat
berubah dan ritme nya cepat. Disela-sela perubahan alun yang begitu cepat, akan
ada kondisi alun slack/ tenang.
Ketika alun slack kita baca draft kapal dengan baik.
Ketika alun slack kita baca draft kapal dengan baik.
Ø Reading
with Floating Ball in Transparant Hose (Draft Indicator)/ Pembacaan Menggunakan
Bola Apungan dalam Selang.
Pembacaan dengan
bantuan alat berupa bola apungan yang diletakkan didalam selang transparan akan
lebih baik, karena penempatan selang ditenggelam dengan posisi berdiri vertical
sejajar dengan lambung kapal sehingga terisi oleh air dan bola apungan akan
tenang mengapung didalam selang.
Contoh Gambar peralatan pendukung pembaca draft atau Draft Indicator Reader.
Contoh Gambar peralatan pendukung pembaca draft atau Draft Indicator Reader.
Sebuah tabung
plastic/ selang transparan diberi lubang pada setiap ujungnya dengan panjang 1
m dan berdiameter 2 cm, diberi pemberat sekitar 1 kg, dan diberi indikator
pelampung/ bola apungan dalam tabung tersebut, seperti dalam gambar diatas.
Dengan adanya alat ini pada indikator apungan , bola apungan akan terlihat naik
turun dengan tenang, bola apungan saat kondisi tenang tersebut merupakan titik
baca draft.
Setelah melewati
tahapan pembacaa draft kapal, dimana kesulitannya adalah membaca draft kapal
dalam kondisi perairan yang berombak dan ritme ombak yang begitu cepat. Bila
kesulitan tersebut kita telah lewati dan pembacaan draft kapal kita dapatkan
figure nya, maka kita melanjutkan ke tahap berikutnya.
B. 2. Tahap Measuring
Pengenalan Alat Ukur
Pada tahapan ini,
kita diminta untuk mengukur/ sounding maupun ullaging tanki-tanki yang berada
diatas kapal, tanki tersebut adalah tanki ballast, tanki bahan bakar kapal,
tanki pelumas mesin kapal, tanki air tawar kapal, megukur kekentalan/ density
masing-masing cairan dalam tanki tersebut dan density perairan dimana kapal itu
berada. Perlu anda pahami sebelum melakukan pengukuran, beberapa alat pengukur
yang digunakan, yaitu;
1. Sounding Tape
Digunakan untuk
mengukur kedalaman cairan yang berada didalam tanki, apabila tanki tersebut
adalah tanki ballast atau tanki air tawar, maka sounding tape kita lumuri
dengan Water Paste/ Pasta Air, begitu juga sebaliknya apabila tanki yang ukur adalah
tanki fuel/ bahan bakar maka kita gunakan Gasoline Paste. Karena dari kedua
pasta tersebut akan menghasilkan warna yang berbeda-beda bila dicelupkan
kedalam cairan yang sesuai atau berbeda.
|
Sounding Ballast/ Fuel Tank |
Sounding Tape |
Water Paste
|
Gasoline
Paste |
2. Hydrometer dan Water Sample Dipper
Hydrometer, peralatan ini untuk mengukur tingkat kekentalan/ density
suatu cairan. Jenis hydrometer yang sering digunakan yaitu jenis Zeal Hydrometer.
Sedangkan Sample Dipper digunakan untuk mengambil cairan yang akan diukur,
setelah itu cairan kita tempatkan pada gelas ukur atau tabung penampung,
lalu kita masukkan Hydrometer untuk mengukur kekentalan cairan tersebut
Tujuan
dari penggunaan hydrometer yaitu untuk mengetahui berat jenis cairan dalam
tanki guna perkalian volume cairan tersebut.
|
Dari keseluruhan
hasil sounding atau ullaging tanki, maka kita konversikan hasil sounding/
ullaging dengan menabelkan untuk mengetahui volume cairan dalam tanki. Setelah
kita mendapatkan volume cairan dalam tanki maka langkah berikutnya adalah
mengkonversikan volume tersebut dengan rumus diatas, sehigga kita dapatkan
berat cairan dalam tanki.
Kami rasa tahap measuring cukup sampai disini, para pemula
akan memahami tahapan ini dengan membaca loading manual/ manual perhitungan
tanki ballast, tanki bahan bakar dan tanki air tawar.
B.3. Tahap Calculation
Persiapan Perhitungan
Setelah anda
melewati Tahap Reading dan Tahap Measuring, maka anda memasuki Tahapan
Calculation/ Perhitungan, dimana tahapan ini anda diminta untuk mengerti,
perhatian serta ketelitian dalam pengaplikasian suatu hasil observasi/
pengechekan kedalam rumus/ format perhitungan drauht survey.
Ketika anda selesai
melaksanakan tahapan sebelumnya, maka memiliki data;
1) Draft Kapal.
2) Data Density Perairan.
3) Data Hasil Soundingan Tanki Ballast, Bahan Bakar, Air Tawar
dll.
(Data Hasil Observasi/ Check bersama Mualim I/staff/crew kapal).
Dengan ketiga hasil
data tersebut diatas, maka kita memasuki tahapan perhitungan. Berdasarkan data
diatas kita bisa memulai persiapan pra-perhitungan yaitu;
a) Penge-checkan Data-data/ Dokumen Kapal, meliputi;
- Ship Particular.
- Ship Loading/ Discharging Manual Booklet.
- Hydrostatic Table/ Hydrostatic Curve.
- Displacement Table.
- Tank Sounding Table (Tanki-tanki Ballast, Bahan Bakar dsb).
- Capacity Plan & Stowage Plan
- Loadline Document/ Certificate
- Records of Ship Constant.
- Light Ship/ Bobot Kosong Awal Kapal saat pertama kali dibuat.
- Ukuran Panjang LBP (Lenght Between Perpendicular)
- Ship Particular.
- Ship Loading/ Discharging Manual Booklet.
- Hydrostatic Table/ Hydrostatic Curve.
- Displacement Table.
- Tank Sounding Table (Tanki-tanki Ballast, Bahan Bakar dsb).
- Capacity Plan & Stowage Plan
- Loadline Document/ Certificate
- Records of Ship Constant.
- Light Ship/ Bobot Kosong Awal Kapal saat pertama kali dibuat.
- Ukuran Panjang LBP (Lenght Between Perpendicular)
b) Penge-checkan
Data Koreksi Draft Kapal.
- Jarak antara Marking Draft Depan dengan Marking Draft Belakang. (LBM)
- Jarak antara Marking Draft Depan dengan Perpendicular Depan. (LF)
- Jarak antara Marking Draft Tengah dengan Metacenter/Midship. (LM)
- Jarak antara Marking Drfat Belakang dengan Perpendicular Belakang. (LA)
Biasanya disertai keterangan gambar, seperti contoh dibawah ini.
- Jarak antara Marking Draft Depan dengan Marking Draft Belakang. (LBM)
- Jarak antara Marking Draft Depan dengan Perpendicular Depan. (LF)
- Jarak antara Marking Draft Tengah dengan Metacenter/Midship. (LM)
- Jarak antara Marking Drfat Belakang dengan Perpendicular Belakang. (LA)
Biasanya disertai keterangan gambar, seperti contoh dibawah ini.
(Gambar 3.1)
|
Pembacaan draft
kapal yang kita dapatkan belumlah benar karena letak draft mark tidak tepat
pada perpendiculer atau tipping center, maka itu perlu digeser dengan menambah/
mengurangi sesuai besar nilai koreksinya.
Setelah data-data
kapal diperoleh dan total ballast, total bahan bakar, serta total air tawar
diketahui, maka kita bisa memasuki tahap perhitungan muatan kapal. Dibawah ini
merupakan form kurang lebihnya sama dari semua para surveyor dalam pelaksanaan
urutan perhitungan Draught Survey.
Keterangan Pengerjaan pada Form Calculation :
Tahapan No. 1, 2 & 3
- Untuk Mean Draft (letter a, d & g)
Mean Fwd/ Mean Mid/ Mean Aft Draft = Draft Port side + Draft Starboard side
Tahapan No. 1, 2 & 3
- Untuk Mean Draft (letter a, d & g)
Mean Fwd/ Mean Mid/ Mean Aft Draft = Draft Port side + Draft Starboard side
2
- Draft Correction (letter b, e & h)
Formula Hitung
- Draft Correction (letter b, e & h)
Formula Hitung
Draft Correction = Jarak Draft Mark dari Perpendicular x
Apparent Trim
Jarak antar Draft Mark (LBM) Atau = Jarak Draft Mark
Tengah dari Tipping Centre x App Trim Jarak antar Draft Mark (LBM)
Apabila
Apabila
a. Trim by stern
(Kapal Trim Belakang), Jika letak Draft Mark berada didepan Perpendicular/ Tipping
Centre maka
Nilai Corretion nya adalah Plus (+).
Nilai Corretion nya adalah Plus (+).
b. Trim by ahead
(Kapal Trim Depan), Jika letak Draft Mark berada didepan Perpendicular/ Tipping
Centre maka
Nilai Correction nya adalah Minus (-).
Nilai Correction nya adalah Minus (-).
Kedua ketetapan
diatas akan terbalik bila letak Draft Mark dibelakang perpendicular/ tipping
centre. Jika anda masih bingung atau belum memahami ketetapan Draft Correction
diatas, anda bisa mencoba memahami melalui gambar dibawah ini.
Dari Gambar diatas dan dibawah dapat kita simpulkan bahwasanya Draft Mark yang kita baca perlu kita geser tepat menuju ke posisi Perpendicular atau Metacentre Kapal |
- Untuk True Draught (letter c, f dan i),
Setelah anda mendapatkan besar nilai draft correction, maka anda tinggal
mengaplikasikan besar nilai draft correction tersebut dengan menambahkan/
mengurangkan pada draft mean.
True ..... Draught = Mean Draught +/-
Draught Correction
Begitu anda
memahami Gambar 3.2 sebagai acuan dasar koreksi draft. Maka anda dapat memasuki
tahapan berikutnya.
Tahapan No. 4
Dari pembacaan
draft serta pencarian koreksi, keseluruhannya untuk mencari draft sebenarnya
secara rata-rata. Dengan istilah lain True Draft atau Quarter
Mean Draft, dengan rumus perhitungan sebagai berikut;
Quarter Mean Draft
= T Forward Draft + ( 6 x T Mid Draft ) + T Aft Draft
8
Tahapan No. 5
Displacement Correspondent dalam artian berapa nilai displacement berdasarkan Quarter Mean Draft hasil pembacaan draft survey. Nilai Displacement corespondent didapatkan dari pentabelan pada table Hydrostatic Table/ Displacement Table dengan acuan Quarter Mean Draft, pada pentabelan sering dilakukan dengan cara interpolasi untuk ketepatan nilai Displacement untuk kondisi sesuai Quarter Mean Draft.
Contoh Cara Interpolasi dalam Pentabelan:
Tahapan No. 5
Displacement Correspondent dalam artian berapa nilai displacement berdasarkan Quarter Mean Draft hasil pembacaan draft survey. Nilai Displacement corespondent didapatkan dari pentabelan pada table Hydrostatic Table/ Displacement Table dengan acuan Quarter Mean Draft, pada pentabelan sering dilakukan dengan cara interpolasi untuk ketepatan nilai Displacement untuk kondisi sesuai Quarter Mean Draft.
Contoh Cara Interpolasi dalam Pentabelan:
Tahap No. 6A dan 6B
Pada tahapan ini (Trim Correction) kita banyak diminta
untuk lebih mengerti beberapa istilah yang digunakan dalam koreksi displacement
kapal karena pengaruh adanya trim yang terjadi diatas kapal pada saat itu.
Sebelum memasuki lebih dalam pada bagian ini, penulis akan menjelaskan beberapa
istilah yang digunakan dalam koreksi trim yaitu sbb;
Tahap No. 7
Pada tahapan ini, setelah kita
mendapatkan Nilai Trim Correction. Maka untuk mendapatkan Displacement yang
telah terkoreksi oleh Trim Correction, yaitu dengan formula sbb;
Displ
after Corr by Trim = Displ Corespondent +/- Total Trim Correction
Tahap No. 8
List Correction/ Koreksi kemiringan
diterapkan apabila pada saat draught survey kondisi kapal tidak tegak/ up right
dimana ada kemiringan yang mempengaruhi terjadinya perbedaan antara draft
tengah kanan dan draft tengah kiri kapal.\
Dengan adanya kemiringan kapal, perlu
anda pahami untuk mengerti kenapa ada Koreksi Kemiringan. Jika anda perhatikan
pada layer yang berwarna kuning, merupakan segitiga benaman yang kita cari
besar nilainya untuk menggantikan posisi layer warna biru (layer yang tidak
tenggelam). Bila besar layer Kuning telah kita dapatkan untuk menggantikan
layer Biru, maka kita dapat menambahkan ke Displacement yang sudah terkoreksi
oleh trim.
Rumusan List Correction:
List Correction = 6 (
D2 - D1 ) x ( TPC2 - TPC1 )
D12 = Draft midship
TPC12 = TPC pada saat draft tersebut D12
(List
Correction, Tonnase nilainya selalu Positif)
Tahapan No. 9
Tahapan No. 9
Setelah mendapatkan besar nilai
koreksi kemiringan/ list correction, maka anda tinggal menambahkan dengan
displacement yang sudah dikoreksi oleh trim koreksi.
Tahapan No. 10 dan 11
Pada tahapan ini untuk mengetahui
koreksi benaman kapal pada tingkat kekentalan atau berat jenis bidang air
dimana kapal berada. Untuk mengetahui tingkat kekentalan perairan sekitar
kapal, maka diadakan pengambilan air untuk diukur tingkat kekentalanya. Area
atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu ke 6 titik (depan kanan, depan
kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan, belakang kiri) apabila kapal
berlabuh/ tidak sandar didermaga, bila sandar didermaga maka kita ambil pada
sisi laut/ perairan saja. Pengambilan sample air lebih baik adalah sedalam 50%
dari draft kapal.
Kita gunakan Hydrometer jenis Zeal
yang memiliki skala besar untuk memudahkan dalam pembacaan, hydrometer memiliki
satuan Kg/ltr.
Untuk mencari Besar Nilai Koreksi Density menggunakan rumusan sbb;
Corretion by Density = ( MD - SD ) x Displacement
SD
MD = Nilai Density perairan yang di observasi (sekitar kapal)
SD = Ship Density/ Density Kapal berdasarkan Hydrostatic sebagai standar ukur
kapal ketika dibangun oleh Shipbuilder......Standar tersebut yaitu 1.025
Displacement = Displacement kapal yang telah terkoreksi kemiringan.
Nilai koreksi ini selalu bernilai "Negatif (-)"
Tahapan
No. 12, 13 dan 14
Dengan mendapatkan Displacement yang telah terkoreksi oleh koreksi density, maka kita tinggal beberapa langkah tahapan yang lebih singkat untuk mendapatkan Net Displacement Kapal. Kita mendapatkan Nilai Net Displacement tersebut dengan rumusan sbb;
Dengan mendapatkan Displacement yang telah terkoreksi oleh koreksi density, maka kita tinggal beberapa langkah tahapan yang lebih singkat untuk mendapatkan Net Displacement Kapal. Kita mendapatkan Nilai Net Displacement tersebut dengan rumusan sbb;
Net Displacement = Displacemant Corr by Density - Deduct Weight
Data Deduct Weight merupakan berat pengurangan yang berasal dari berat selain berat kapal itu sendiri dan Constant Kapal, jadi pengurangan berat ini berupa berat Ballast Water, Fresh Water, Fuel Oil, Diesel Oil, Spare Lub Oil, atau Other (berarti berat tambahan lain pada saat itu/ saat survey).
Dengan mendapatkan Nilai Net Displacement pada saat Initial dan Final, maka mendapatkan nilai muatan yang telah termuat atau terbongkar dengan cara sbb;
Muatan/ Cargo on Board = Net Displ saat Final - Net Displ saat
Initial